Friday, January 30, 2015

TipsKarir.Com

TipsKarir.Com

Link to Tips Karir

Cara Mensiasati IPK yang Pas-Pasan Ketika Melamar Kerja

Posted: 30 Jan 2015 04:35 PM PST

Memperoleh IPK (Indeks Prestasi Komulatif) yang di atas rata-rata merupakan prestasi yang boleh dibanggakan secara akademis, hal ini bisa mendorong rasa percaya diri ketika anda mencoba melamar kerja. Pernyataan ini ada benarnya tapi juga tidak semuanya benar, maksudnya IPK bisa jadi syarat awal masuk kerja namun bukan pertimbangan utama recuiter dan calon atasan anda, karena ukuran prestasi kerja dinilai dari kemampuan dan kinerja seseorang ketika bekerja.

Cara Mensiasati IPK yang Pas-Pasan Ketika Melamar Kerja

Kredit gambar: sidetek.in

Terlalu memaksa mengejar IPK tinggi sama dengan mengurangi bersosialisasi.  Mau tidak mau atau setuju tidak setuju, belajar itu penting tapi ironisnya kondisi ini sering memaksa kita untuk mengurangi waktu berkumpul bersama teman-teman. Pahitnya, kebanyakan dari kita melupakan 90% apa yang kita pelajari karena sulitnya melakukan penerapan dari apa yang sudah dipelajari. Jadi, jangan mengabaikan IPK, tetapi ada banyak hal lain yang sama pentingnya dengan IPK. Bukankah saat ini networking lebih penting dibandingkan IPK kala melamar kerja.

Buat anda yang memiliki IPK yang pas-pasan, tidak ada teori yang mampu merubah skor IPK ketika sertifikat dan ijasah sudah mendarat ditangan anda. Kecuali adanya konspirasi konyol dan teori ‘kongkalingkong’ yang dengan sengaja merubah angka atau ijasah anda menjadi palsu. Sebaiknya hindari cara-cara seperti ini tapi mulailah dengan hal yang realistis, karena ada alasan kuat yang membuat anda lebih yakin dan memiliki peluang besar.

  • Efek IPK bukanlah jaminan mutu mendapat pekerjaan. Hindari stigma yang menyatakan bahwa rajin belajar dan IPK tinggi akan menjamin diraihnya pekerjaan impian nyatanya tidak selalu tepat. Bersyukur dan berpikir realistis menjadi langkah konkret untuk meraih masa depan anda lebih gemilang. Tidak semua lulusan dengan IPK tinggi memperoleh pekerjaan idamanya,  fakta dilapangan justru mereka yang lulus dengan IPK bisa meraih pekerjaan impiannya.
  • Punya IPK Pas-pasan tapi memiliki keterampilan berkomunikasi interpersonal yang baik. Mungkin IPK bisa saja menjadi alasan mendapat panggilan wawancara, tapi bukan jaminan diterima bekerja. Ketika interview, kemampuan komunikasi interpersonal justru malah menjadi faktor penentu. Sayangnya, tidak semua orang yang memilikin skor IPK tinggi dapat berkorelasi positif dengan kemampuan komunikasi interpersonal seseorang.
  • Meyakini bahwa Pengusaha atau recruiter itu tidak bertanya tentang IPK. Calon atasan anda tidak peduli seberapa tinggi skor IPK, melainkan seberapa baik kita di tempat kerja. Tunjukkan padanya apa yang dapat kita kerjakan di atas meja, bukan berapa tinggi IPK yang kita peroleh saat kuliah.

Kesalahan-Kesalahan Melamar Kerja Pada Pemula (Fresh Graduate)

Posted: 30 Jan 2015 04:25 PM PST

kesalahan yang dilakukan pelamar kerja pemula ialah terlalu percaya bahwa nilai akademik yang tinggi sebagai faktor terpenting dalam mencari pekerjaan. ‘Lulusan baru juga memerlukan kualitas kepemimpinan dan memiliki kemampuan’ , Stephanie Kinkaid seorang program director di Wackerle Career and Leadership.

Kesalahan-Kesalahan Melamar Kerja Pada Pemula (Fresh Graduate)

Kredit gambar: kreditgogo.com

Menjadi pelamar pemula bukan berarti menjadi anak bawang. ironisnya, masih sering terjadi kesalahan melamar kerja yang dilakukan para fresh graduate disaat menerima panggilan seleksi. Meski anda berstatus ‘melamar kerja tanpa surat keterangan pengalaman kerja’, sebaiknya sikap profesional sudah anda tunjukan ketika awal melamar kerja. Berikut ini berbagai kesalahan yang sering dilakukan oleh fresh graduate atau lulusan baru :

  • Terlalu Banyak Menceritakan Diri Sendiri. Umumnya, para pelamar kerja yang baru terlalu banyak berbicara tentang dirinya saat pertama kali diwawancara oleh pihak HRD. Selain itu, mereka juga berbicara tentang gaji yang mereka inginkan. Lebih baik pelamar kerja baru menceritakan bagaimana mereka bisa berguna dan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan tempat mereka melamar kerja dibanding menceritakan kehebatan diri sendiri. Pihak HRD pun akan senang saat mewawancarai ketika tahu pelamar memiliki potensi untuk perusahaan.
  • Mengenakan pakaian yang kurang sesuai. Gunakanlah pakaian yang tepat dan sopan ketika akan diwawancara. Hal ini akan membantu agar enak dilihat dan dipandang ketika bertemu dengan orang-orang yang tidak dikenal. Sebisa mungkin terlihat profesional dalam berpakaian.
  • Kurang menunjukan antusiasme. Menunjukan antusiasme pada saat wawancara sangatlah penting. Tunjukan wajah yang gembira dan tidak membosankan ketika diwawancara oleh recruiter. Dengan begitu, recruiter akan mengetahui bahwa pelamar baru sangat tertarik dengan posisi yang sedang dilamarnya.
  • Selalu mempertimbangkan gaji. Terlalu fokus pada gaji bukanlah hal yang salah namun ada baiknya untuk para fresh graduate agar mencari pengalaman kerja terlebih dahulu sebelum memikirkan besar gaji yang diterima. Sebaiknya pertimbankan pula mengenai posisi pekerjaan yang dilamarnya merupakan posisi yang penting dalam perusahaan.
  • Idealis terhadap jurusan. Pelamar baru biasanya hanya berpikir mereka hanya bisa mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan jurusan yang mereka ambil saat kuliah. Padahal, bisa saja potensi besar anda diluar jurusan pendidikan yang selama ini anda pelajari. Jadi berpikir fleksibel, jika anda bisa mengerjakan bidang apapun ditambah tekad yang kuat, kesuksesan akan dekat dengan anda.
  • Salah memilih pekerjaan. Ketika mengetahui telah mengambil pekerjaan yang salah, walau anda sebagai pemula sebaiknya berani mengambil keputasan  lepaskanlah pekerjaan tersebut jika memang dirasa tidak cocok dengan karakteristik atau perasaan. Segera cari pekerjaan baru yang bisa sesuai dengan karakteristik anda supaya tidak mudah stres dalam bekerja.

Cara Jawab Wawancara Kerja yang Tidak Mirip Robot

Posted: 30 Jan 2015 12:51 AM PST

Ketika menghadapi suatu interview, Anda pasti sudah mempersiapkan diri Anda. Anda sudah memprediksi pertanyaan apa yang akan diberikan kepada Anda dan Anda pun sudah mempersiapkan jawabannya. Anda melatih diri Anda agar tetap tenang saat menjawab pertanyaan. Pada hari-H interview ternyata pertanyaan yang ditanyakan pada Anda sesuai dengan prediksi Anda. Anda pun menjawabnya seperti apa yang sudah Anda latih. Bukannya terlihat baik, justru Anda malah terdengar seperti robot. Lalu, bagaimana caranya agar dapat menjawab pertanyaan interview tanpa terdengar seperti robot? The Muse memberikan pemaparannya bagi Anda.
1. Mempersiapkan diri, namun tidak menghafal
Menyiapkan diri untuk menjawab pertanyaan bukan berarti Anda harus menghafal pertanyaan dan jawaban yang sekiranya akan diutarakan. Akan lebih baik jika Anda membungkus bagaimana kisah perjalanan karir Anda dalam kalimat yang lebih singkat daripada terus-terusan melatih jawaban yang sama.
Baca juga: 3 Cara Mengakhiri Jawaban saat Wawancara
2. Passionate, Interested and Engaged
Ini merupakan tiga hal yang membuat Anda terlihat orisinil. Jawaban yang tepat tidak akan berarti apa-apa jika Anda tidak benar-benar mengutarakannya dari hati Anda, tertarik dengan apa yang sedang ditanyakan dan mengetahui dengan betul apa yang Anda utarakan. Jika Anda mampu menguasai ini, maka Anda bisa menjadi kandidat yang dipertimbangkan.
3. Lakukan jeda
Kuantitas tidak selamanya menggambarkan kualitas. Jika Anda tidak tahu jawaban yang pertanyaan yang diberikan, jangan mencoba menutupinya dengan kata-kata yang tidak ada hubungannya. Anda bisa terdiam sejenak untuk memikirkan jawabannya. Jika Anda tidak memahami maksud dari pertanyaan tersebut Anda bisa melakukan klarifikasi agar lebih jelas.
4. Latihan
Practice makes perfect. Namun perlu Anda ingat bahwa Anda tidak akan menjadi sempurna dalam proses interview. Namun setidaknya Anda harus memberikan yang terbaik. Cobalah berlatih dengan rekan atau anggota keluarga Anda. Berikan mereka pertanyaan yang sekiranya akan ditanyakan. Setelah latihan tersebut, mintalah feedback dari mereka. Bagaimana menurut mereka, bahasa tubuh Anda, kontak mata yang Anda lakukan dan sebagainya. Akan lebih baik jika Anda merekamnya dan menontonnya sendiri untuk melihat bagaimana diri Anda saat interview. Dari situ Anda pun bisa menilai diri Anda sendiri.

No comments:

Post a Comment